SINTANG – Anggota DPRD Kabupaten Sintang, Nikodemus, menyoroti turunnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sintang Tahun 2026 yang disebutnya mengalami penurunan cukup drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini, menurutnya, harus menjadi momentum bagi Pemerintah Kabupaten Sintang untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap tata kelola anggaran dan perencanaan pembangunan.
Nikodemus menegaskan bahwa melemahnya kapasitas fiskal daerah tidak boleh dipandang sebagai hambatan semata, tetapi sebagai peringatan agar Pemkab Sintang lebih disiplin dan selektif dalam menetapkan program. Ia menilai bahwa selama ini masih terdapat sejumlah kegiatan yang kurang tepat sasaran ataupun tidak memberikan dampak signifikan bagi masyarakat.
“Dengan turunnya APBD 2026 secara drastis, ini harus menjadi momentum pembenahan. Pemerintah daerah harus lebih serius dalam menyusun skala prioritas. Efisiensi anggaran bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan mendesak,” tegas Nikodemus.
Menurutnya, Pemkab Sintang perlu fokus pada program yang benar-benar menyentuh kepentingan dasar masyarakat, seperti infrastruktur desa, peningkatan layanan kesehatan, pendidikan, serta sektor ekonomi rakyat yang secara langsung dapat meningkatkan kesejahteraan warga. Ia juga menekankan pentingnya menghindari kegiatan seremonial yang tidak berdampak besar.
Nikodemus menambahkan bahwa penurunan anggaran dari pusat harus dihadapi dengan strategi cerdas, salah satunya dengan mengoptimalkan pendapatan asli daerah (PAD). Ia menilai bahwa Sintang memiliki potensi besar di sektor perkebunan, perikanan, dan jasa, yang belum sepenuhnya digarap maksimal.
“Kita tidak bisa terus bergantung pada transfer pusat. Pemkab harus kreatif mencari sumber PAD baru tanpa membebani masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, ia mengajak seluruh perangkat daerah agar memperbaiki perencanaan program agar lebih efisien dan akuntabel. Ia menekankan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan harus memberikan manfaat nyata.
Nikodemus juga berharap kolaborasi antara eksekutif dan legislatif dapat berjalan lebih harmonis dalam menghadapi situasi fiskal yang berat ini. Menurutnya, kerja sama yang baik akan mempermudah penataan ulang struktur anggaran demi memastikan pembangunan tetap berjalan.
“Keterbatasan fiskal bukan alasan untuk berhenti membangun. Justru melalui efisiensi dan ketepatan kebijakan, Sintang dapat tetap bergerak maju,” pungkasnya.



