Edy Harmaini: Kolaborasi Desa dan Puskesmas Jadi Kunci Sukses Eliminasi TBC

Diposting pada

SINTANG – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Edy Harmaini, menyampaikan penjelasan menyeluruh mengenai konsep dan arah kebijakan Program Desa Sehat Siaga TBC Tahun 2025 dalam kegiatan peluncuran resmi yang digelar di Pendopo Bupati Sintang, Selasa (11/11/2025).

Dalam paparannya, Edy menegaskan bahwa Desa dan Kelurahan Siaga TBC merupakan upaya strategis untuk memperkuat kesiapan daerah dalam menghadapi persoalan kesehatan, terutama penyakit tuberkulosis (TBC). Program ini menitikberatkan pada kolaborasi lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat di tingkat akar rumput.

“Desa atau kelurahan siaga TBC adalah wilayah yang memiliki kesiapan sumber daya serta komitmen seluruh unsur masyarakat untuk bersama-sama menanggulangi masalah kesehatan yang berkaitan dengan TBC,” terang Edy.

Ia menjelaskan bahwa tujuan utama dari program ini adalah mendorong eliminasi TBC di tingkat desa dengan menggerakkan masyarakat agar berperan aktif dalam pencegahan, deteksi dini, hingga pengobatan. Program tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan penemuan kasus baru dan keberhasilan pengobatan pasien.

“Melalui Desa Sehat Siaga TBC, kita berupaya memperluas penemuan kasus melalui skrining, memperbanyak deteksi TBC aktif, meningkatkan kepatuhan pengobatan, serta memperkuat keberhasilan terapi pasien. Termasuk juga pelaksanaan investigasi kontak dan pemberian terapi pencegahan TBC atau TPT,” jelasnya.

Ia kemudian merinci bahwa pelaksanaan program Desa Siaga TBC mencakup tiga komponen utama, yaitu pelayanan kesehatan dasar, pemberdayaan masyarakat, dan pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Ketiga komponen tersebut dijalankan secara terpadu dengan kegiatan puskesmas di wilayah masing-masing.

“Desa siaga ini tidak berjalan sendiri. Semua kegiatan tetap terhubung dengan puskesmas sebagai pelaksana layanan kesehatan dasar. Jadi, kolaborasi lintas sektor menjadi faktor penentu keberhasilan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Edy menjelaskan bahwa pelaksanaan program ini akan dievaluasi melalui sejumlah indikator kinerja, di antaranya capaian jumlah skrining, tingkat keberhasilan pengobatan, dan cakupan penerima terapi pencegahan TBC.

“Ada tiga indikator utama yang menjadi ukuran keberhasilan: capaian skrining, tingkat kesembuhan pasien, serta pemberian TPT kepada kelompok sasaran,” ungkapnya.

Selain itu, kegiatan dalam program ini juga mencakup edukasi dan penyuluhan masyarakat, surveilans TBC, pelacakan kontak erat, hingga pemantauan pasien yang tidak melanjutkan pengobatan. Pemerintah daerah juga menekankan pentingnya pendampingan pasien, penguatan tata laksana pengobatan, serta kemitraan antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat.

“Harapan kami, dengan adanya program ini, setiap desa mampu menjadi wilayah yang tanggap terhadap TBC  masyarakatnya sadar, peduli, dan aktif dalam mencegah serta menangani penyakit ini,” tutup Edy.

Melalui program Desa Sehat Siaga TBC 2025, Pemerintah Kabupaten Sintang bertekad mewujudkan lingkungan desa yang lebih sehat, bebas TBC, serta mendukung pencapaian target nasional eliminasi TBC tahun 2030.

(Rilis Kominfo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *