DPRD Sintang Fokus Kawal Peningkatan Jalan Klelutap Demi Hidupkan Kembali Wisata Budaya Ensaid Panjang

Diposting pada

SINTANG — Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Sintang, Toni, menegaskan kembali komitmennya untuk memperjuangkan peningkatan jalan Klelutap sebagai akses utama menuju kawasan budaya Rumah Betang Ensaid Panjang. Ia menilai bahwa perbaikan infrastruktur tersebut semakin mendesak, mengingat kawasan adat itu merupakan pusat kegiatan budaya sekaligus destinasi wisata yang memiliki nilai historis dan ekonomi strategis bagi masyarakat.

Dalam beberapa tahun terakhir, akses menuju Rumah Betang Ensaid Panjang menjadi sorotan karena kondisinya yang rusak dan sulit dilalui. Selain menghambat mobilitas warga, kerusakan jalan juga memberi dampak langsung terhadap kegiatan ekonomi masyarakat adat, termasuk distribusi hasil pertanian dan kerajinan tenun ikat yang menjadi identitas budaya suku Dayak di wilayah tersebut. Kondisi ini turut menyebabkan penurunan minat wisatawan yang ingin berkunjung.

“Rumah Betang Ensaid Panjang bukan hanya bangunan adat, tetapi pusat budaya yang menyimpan nilai sejarah mendalam. Agar aktivitas budaya tetap hidup dan diminati, akses menuju kawasan ini harus diprioritaskan,” ujar Toni, Rabu (19/11).

Ia menjelaskan bahwa peningkatan jalan Klelutap tidak semata-mata proyek fisik, melainkan bagian dari upaya strategis memperkuat ekonomi masyarakat adat dan mendorong pengembangan wisata budaya berbasis komunitas. Dengan infrastruktur memadai, kegiatan pelestarian budaya, ekonomi kreatif, dan pariwisata dipastikan akan berkembang lebih cepat dan menyentuh berbagai lapisan masyarakat.

Ketua Komisi D DPRD Sintang tersebut menilai bahwa peningkatan akses menuju Ensaid Panjang sejalan dengan fokus pemerintah daerah dalam memajukan sektor kepariwisataan dan pelestarian budaya lokal. Menurutnya, Rumah Betang Ensaid Panjang memiliki potensi kuat untuk dipromosikan secara lebih luas sebagai destinasi unggulan, terutama bagi wisatawan yang tertarik pada tradisi Dayak dan kekayaan seni tenun ikat.

Sebagai unsur legislatif yang membidangi pembangunan, Toni menegaskan komitmennya untuk memastikan peningkatan jalan ini masuk dalam program prioritas. Ia menekankan pentingnya pengawasan terstruktur agar setiap tahapan pembangunan berjalan transparan, efektif, dan tepat sasaran.

“Kami akan mengawal secara konsisten dari perencanaan hingga pelaksanaan di lapangan. Ini bukan sekadar pembangunan jalan, tetapi komitmen menjaga warisan budaya dan meningkatkan pendapatan masyarakat adat,” tegasnya.

Toni juga mengajak masyarakat ikut serta merawat infrastruktur yang telah dan akan dibangun. Menurutnya, keberhasilan pembangunan tidak hanya ditentukan pemerintah, tetapi juga kerja sama dan kesadaran warga dalam menjaga fasilitas umum.

“Jika aksesnya baik, wisatawan akan kembali datang dan ekonomi masyarakat pasti bergerak. Saya optimis Rumah Betang Ensaid Panjang dapat tumbuh menjadi pusat budaya yang dikenal secara nasional,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *