SINTANG – Anggota DPRD Kabupaten Sintang, Jhon Xifli, mengajak Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Sintang untuk mengambil langkah lebih aktif dalam menjawab kebutuhan darah di wilayah tersebut. Menurut politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini, stok darah di Kabupaten Sintang masih jauh dari cukup, sementara permintaan terus meningkat.
Dalam pernyataannya, Jhon menyampaikan keprihatinan atas minimnya kegiatan donor darah yang dilakukan secara terjadwal. Ia menilai pendekatan PMI selama ini masih terlalu pasif dan tidak cukup agresif dalam mengajak masyarakat berpartisipasi.
“Donor darah seharusnya bukan kegiatan insidental. Harus ada jadwal rutin, misalnya setiap bulan atau tiga bulan sekali. Dengan begitu, stok darah bisa dijaga dan masyarakat tidak panik ketika membutuhkan,” ungkap Jhon.
Ia menekankan pentingnya strategi “jemput bola” oleh PMI, dengan melibatkan OPD, institusi pendidikan, perusahaan swasta, perbankan, hingga komunitas masyarakat untuk menyelenggarakan donor darah massal secara teratur.
Selain itu, Jhon juga mengkritisi lemahnya sistem distribusi darah di Sintang. Ia menilai koordinasi antarinstansi masih minim, sehingga sering kali pasien harus mencari darah sendiri melalui jalur informal bahkan menghubungi aparat keamanan.
“Sering terjadi pasien yang butuh darah tidak bisa langsung dibantu. Keluarga harus mencari ke sana ke mari, ini menunjukkan sistem kita belum solid,” ujarnya.
Menurut Jhon, sudah saatnya PMI dan pemerintah daerah menyusun mekanisme penyaluran darah yang cepat, transparan, dan terstruktur, sehingga masyarakat tidak kesulitan saat berada dalam kondisi darurat.
Lebih jauh, ia berharap agar PMI Sintang memperkuat sinergi lintas sektor, memperbaiki manajemen data pendonor dan permintaan darah, serta membuka akses informasi yang lebih mudah bagi masyarakat.
“PMI itu bukan hanya lembaga sosial, tapi garda terdepan dalam penyelamatan jiwa. Mereka harus siap secara logistik dan sistem,” tegasnya.
Jhon Xifli menutup pernyataannya dengan dorongan agar kesadaran donor darah bisa ditanamkan sejak dini, terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa. Dengan edukasi dan sistem yang baik, ia yakin ketersediaan darah di Sintang dapat lebih stabil dan menjangkau masyarakat yang membutuhkan secara lebih cepat dan efisien.