SINTANG – Program demplot jagung yang tengah dijalankan di Kecamatan Tempunak mendapat perhatian dari anggota DPRD Kabupaten Sintang, Vaulinus Lanan. Ia menyampaikan bahwa keberhasilan program tersebut sangat bergantung pada kemampuan menggabungkan pendekatan pertanian modern dengan kearifan lokal masyarakat setempat.
Menurut Vaulinus, masyarakat Tempunak memiliki latar belakang budaya pertanian yang belum menjadikan jagung sebagai komoditas utama. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan aspek sosial budaya sebelum melaksanakan program skala besar.
“Jagung bukan tanaman pokok dalam tradisi pertanian masyarakat lokal. Daerah seperti Tempunak punya kebiasaan tersendiri dalam bertani. Jadi, tidak bisa serta-merta diterapkan tanpa pemahaman yang mendalam terhadap kondisi lokal,” ujarnya.
Ia menilai, meskipun ada tantangan dari sisi adaptasi, antusiasme masyarakat Tempunak untuk mencoba bercocok tanam jagung merupakan sinyal positif yang patut diapresiasi. Vaulinus melihat ini sebagai proses pembelajaran dan awal dari transformasi pola pertanian di wilayah tersebut.
“Kita patut memberikan dukungan karena sudah ada upaya dari masyarakat untuk mencoba. Ini menunjukkan bahwa mereka terbuka terhadap perubahan, dan itu langkah penting dalam proses diversifikasi pertanian,” tambah politisi dari Partai Gerindra ini.
Lebih lanjut, Vaulinus menekankan pentingnya peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan dan pendampingan berkelanjutan. Ia menilai, aspek teknis seperti penggunaan pupuk, pestisida, dan teknologi pertanian modern menjadi kunci untuk mendorong produktivitas jagung secara optimal.
“Kalau hanya tanam di pekarangan, dampaknya terhadap ekonomi tidak akan terasa. Kita perlu mendorong budidaya yang lebih luas, dengan dukungan teknologi dan pengetahuan yang memadai,” jelasnya.
Ia juga menyarankan agar pelaksanaan program ini lebih adaptif, disesuaikan dengan kondisi sosial dan budaya masyarakat Tempunak. Pendekatan seperti ini, menurut Vaulinus, akan membantu masyarakat tidak hanya menanam, tapi juga memahami dan mengembangkan komoditas jagung secara berkelanjutan.
“Pemerintah harus hadir mendampingi, memberikan penyuluhan secara konsisten agar masyarakat bisa menguasai teknik budidaya modern. Kalau ini dilakukan terus-menerus, saya optimis program ini bisa memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan petani,” pungkasnya.