SINTANG—Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Santosa menyebut jika masyarakat di Desa Sungai Sintang, Kecamatan Kayan Hilir, masih menggunakan jembatan darurat untuk menyeberangi sungai pasca jembatan gantung putus.
“Pasca Jembatan sungai sintang ambruk, warga masih menggunakan jembatan darurat,” kata Santosa.
Sebagaimana diketahui, jembatan gantung yang ambruk itu berada di Dusun Lebuk Lebang, Desa Sungai Sintang, Kecamatan Kayan Hilir pada Minggu 14 April 2024 lalu. Meski tidak ada korban jiwa, akses transporatasi masyarakat 5 desa terhambat.
Jembatan gantung ini dibangun tahun 200 silam. Selama itu pula, lebih dari 17 tahun belum pernah direhab. Sehingga konstruksinya rapuh dan ambruk.
Pasca ambruknya jembatan tersebut, tim dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Sintang sudah meninjau langsung ke lapangan untuk memperkirakan dan mengestimasi kebutuhan anggaran pembangunan ulang jembatan gantung tersebut.
Menurut keterangan dinas PU, dibutuhkan anggaran sekitar Rp 800 juta rupiah untuk membangun jembatan serupa.
“Mungkin masuk tahun anggaran berikutnya,. Pelaksananya belum kita lihat kembali pembangunanya. Mudah-mudahan di perubahan ini bisa masuk,” harap legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Santosa berharap, masyarakat bisa bersabar sebentar sembari menunggu anggaran pemerintah dialokasikan untuk perbaikan jembatan gantung.
“Saya rasa pemerintah tentu tahu jembatan itu bisa jadi perioritas pembangunan. Karena itu akses utama masyarakat 5 desa di sana. Sebagai dewan dapil kayan tentu saya dorong agar diperhatikan,” harap Santo.